Kali ini aku kepikiran untuk menulis tentang masa liburanku beberapa waktu yang lalu. Aku berlibur ke daerah utara dari kotaku Samarinda, yaitu kota Bontang. Dimana disana aku sedang nekat untuk berkunjung ke rumah kerabat dekatku, atau bisa dibilang keluarga dari tetanggaku sebelah rumah, atau juga bisa dibilang teman sepermainan dan dialah orang yang paling sering menjadi tempatku untuk berlelucon secara cerdas.
Pada awalnya, hari Sabtu, aku masih berada di kantorku sekitar jam setengah tiga sore, aku sudah mempersiapkan diri untuk memulai perjalanan dari rumah,
start jam setengah lima, dengan mengendarai motor
matic-ku, aku akan menjalani perjalanan dengan memakan waktu 3 jam, sendirian.
Sesuai yang sudah dijanjikan temanku tersebut, beliau menungguku disana dengan segala pelayanan terrbaik, bak raja, tanpa kerja, hanya makan dan tidur. Aku, yang dengan beberapa pakaian ganti, aku siapkan di dalam tas ranselku, aku berangkat dari sore hari, memakai peralatan pemutar musik, aku menempuh perjalanan sambil mendengarkan lagu-lagu Coldplay, Queen, Dream Theater, hingga Mozart dan Chopin dengan volume lagu hampir full, bagiku lagu-lagu itu membuatku tetap siaga di jalan, dan dapat menghilangkan bosan dan penat selama di jalan, itu manjur.
Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya tibalah aku di Bontang. Sesampai disana, tepat jam 9 malam, bertemulah kami, tanpa banyak cakap, dari rumah teman, kami segera bergegas menuju Bontang Koala, salah satu tempat rekreasi masyarakat Bontang, dan bisa juga sebuah pemukiman nelayan yang hidupnya mencari ikan.
Dari sana, kami bertemu Daeng Ahmad, dia merupakan anggota komunitas nelayan disana, dengan ramahnya beliau meminjamkan perahu kecil untuk kami menyebrang lebih dekat ke laut, disana aku akan menghabiskan masa liburku yang hanya 4 hari untuk bersenang-senang. Daeng Ahmad sendiri adalah kenalan baik dari ayah temanku, jadi mereka cukup akrab, untungnya begitu, jadi kami lebih leluasa.
Yak, tanpa bicara jam berapa, saya tiba di tempat yang mereka bilang pondok, dalam benak saya, pondok adalah sebuah rumah-rumahan kecil, dengan tampilan lusuh dan apa adanya, ya..mungkin dengan ukuran 2x2 meter. Tapi ternyata, pondok itu bagus.
Sebenarnya, tujuanku kesana hanyalah untuk memancing, karena memancing adalah salah satu hobi favoritku, dua joran sudah kusiapkan dari awal, aku senang liburan kali ini, tempat yang nyaman, dan pemandangan laut yang luas, semua tepat ada disitu.
Selama disana, aku dan temanku hanya memancing, berenang, berperahu dan mendayung. Hal yang tidak bisa aku tolak adalah, betapa berlimpahnya makanan, makanan tersebut adalah ikan-ikan hasil pancing dan juga hasil yang di dapat oleh nelayan disana, mereka dengan baik hati membagi ikan-ikan tersebut berikut memasaknya, pernah berpikir begitu? Makan ikan selama dan sebanyak yang kau mau?
Satu hal yang paling tidak kulupa adalah momen di pagu hari, saat matahari terbit di Bontang Koala, saat itu semua hal-hal tentang perkotaan seolah hilang, yah...itulah makna liburan, mencairkan suasana penat saat disibukkan hal-hal yang membosankan dalam keseharian.
Sunrise di Bontang Koala menakjubkan, indah dilihat, sinar matahari yang hangat, kicauan burung di tengah laut, dan suara ombak, makinnya membuat imajinasiku meluas. 4 hari disana cukup menyenangkan, sampai pada hari aku kembali ke Samarinda, memang terpikir bagiku untuk mencoba menulis tentang hal itu, bukan sesuatu yang begitu istimewa memang, tapi menurutku, hal-hal yang demikian, baik hal buruk dan indah sekalipun, belum tentu bisa terulang.
"Life is too short not to make the best and the most of everything that comes your way everyday."